Ekspor Baja Tiongkok ke ASEAN Meningkat Sepanjang Semester I 2021
Sumber: SEAISI, IISIA
Sepanjang kurun waktu 2016-2020, ekspor baja Tiongkok ke kawasan ASEAN-6 cenderung mengalami penurunan. Ekspor baja Tiongkok ke ASEAN-6 mencapai level tertinggi 36 juta ton pada tahun 2016. Volume ekspor turun signifikan menjadi 20 juta ton pada tahun 2017 dan secara bertahap terus menurun menjadi 15 juta ton pada tahun 2020. Namun demikian, pada semester I 2021 terdapat kecenderungan peningkatan ekspor baja dari Tiongkok ke kawasan ASEAN.
Dalam empat bulan pertama tahun 2021 ekspor baja batangan (termasuk bar dan section) dari Tiongkok ke pasar ASEAN-6 melonjak sebesar 73% y-o-y menjadi 589.713 ton dimana 96% dari ekspor tersebut adalah baja batangan paduan. Sebagian besar ekspor batangan paduan dari Tiongkok ke ASEAN-6 menggunakan HS Code 72283090 yaitu; “batang dan batang kecil lainnya dari baja paduan lainnya, tidak dikerjakan lebih lanjut selain canai panas, ditarik panas atau diekstrusi, selain dengan penampang silang lingkaran. Pasar ASEAN-6 yang menjadi sasaran dari ekspor baja batangan paduan tersebut adalah pasar Singapura mencapai 285.009 ton, atau meningkat tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Data BPS menunjukkan impor baja batangan dari Tiongkok yang masuk ke Indonesia sampai bulan April 2021 sebesar 100.058 ton atau melonjak lebih dari 100% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara pada periode yang sama ekspor batang kawat (Wire Rod) Tiongkok ke ASEAN-6 meningkat 27% y-o-y menjadi 763.902 ton. Sebagian besar ekspor menggunakan HS Code 72279090 yang merupakan batang dan batang kecil,dicanai panas dalam gulungan, dari baja paduan lainnya, selain baja high speed dan baja silicon-mangan. Tujuan ekspor batang kawat adalah Filipina, Thailand, Vietnam dan Indonesia, yang volumenya tercatat di atas 100.000 ton dalam 4 bulan.
Untuk produk pelat baja canai panas, ekspor Tiongkok ke ASEAN-6 dalam empat bulan pertama tahun 2021 sedikit menurun, sebesar 6,5% y-o-y menjadi 1,26 juta ton. Sebagian besar menggunakan HS Code 72254090 yang merupakan “produk canai lantaian dari baja paduan lainnya, dengan lebar 600 mm atau lebih, tidak dikerjakan lebih lanjut selain dicanai panas, tidak dalam gulungan”, dengan pasar ekspor ke Vietnam sebesar 481.128 ton, diikuti Filipina, 81.156 ton dan Singapura, 38.609 ton.
Ekspor hot rolled coil (HRC) Tiongkok ke ASEAN-6 melonjak signifikan, dari 946.202 ton dalam empat bulan pertama tahun 2020 menjadi 2,2 juta ton pada periode yang sama tahun 2021. Sebagian besar ekspor adalah baja paduan hot rolled coil dengan menggunakan HS Code 72253000: “produk canai lantaian dari baja paduan lainnya, dengan lebar 600 mm atau lebih, tidak dikerjakan lebih lanjut selain dicanai panas, dalam gulungan” dengan 85% di antaranya adalah untuk ekspor ke Vietnam.
Ekspor cold rolled coil (CRC) Tiongkok dalam empat bulan pertama tahun 2021 mencatatkan 439.668 ton atau meningkat 25% y-o-y dengan sekitar 60% dari ekspor tersebut merupakan CRC karbon. Volume ekspor karbon CRC meningkat secara signifikan sebesar 70% y-o-y menjadi 256.606 ton dengan tujuan utama ekspor adalah Filipina dan Indonesia. Data BPS menunjukkan impor CRC paduan dari Tiongkok yang masuk ke Indonesia periode Jan-April tahun 2021 sebesar 132.674 ton, melonjak 113% y-o-y dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan, ekspor baja lembaran berlapis Tiongkok ke ASEAN-6 meningkat 19% y-o-y menjadi 2,4 juta ton dari Januari hingga April 2021. Hampir setengah dari volume tersebut adalah ekspor lembaran galvanis yang dicelup panas, sebesar 1,04 juta ton, menurun sebesar 3% y-o-y . Tujuan utama ekspor adalah Thailand dan Vietnam. Sedangkan ekspor baja berlapis warna dalam empat bulan pertama tahun 2021, tercatat meningkat sebesar 38% y-o-y atau mencapai 714.674 ton, dengan tujuan utama adalah Thailand, Vietnam dan Indonesia.
Sedangkan untuk ekspor pipa & tabung ke ASEAN-6, volumenya stabil pada 452.946 ton dalam empat bulan pertama tahun 2021. Ekspor pipa seamless ke ASEAN-6 terutama ditujukan ke Thailand dan Indonesia (di atas 50.000 ton dalam empat bulan) sementara ekspor ke Malaysia, Vietnam dan Singapura sekitar 20.000-28.000 ton pada periode yang sama. Ekspor pipa las ke ASEAN-6 meningkat 13,8% y-o-y menjadi 260.500 ton dari Januari hingga April 2021. Tujuan utama adalah Indonesia, Singapura dan Vietnam.
Pemerintah Tiongkok secara resmi telah mengumumkan bahwa potongan pajak atas ekspor (tax rebate) sebagian besar produk baja akan dibatalkan, tahap pertama telah berlaku sejak 1 Mei 2021 dan tahap 2 telah berlaku sejak 1 Agustus. Keputusan ini termasuk potongan pajak untuk gulungan canai panas, lembaran canai dingin, lembaran berlapis warna, rebar paduan tinggi, pipa seamless, lembaran dan pelat baja tahan karat. Kebijakan ini dilakukan dalam rangka menjamin pemenuhan kebutuhan pasar domestik Tiongkok.
Apakah kebijakan ini akan mengurangi ekspor baja Tiongkok, khususnya baja paduan ke negara-negara ASEAN-6 setelah Agustus 2021? Beberapa analis menyampaikan bahwa meskipun terdapat kecenderungan penurunan ekspor setelah pencabutan tax rebate namun demikian hal ini belum memberikan jaminan. Belajar dari kejadian sebelumnya saat pencabutan tax rebate pertama pada bulan Mei sempat terjadi penurunan lebih dari 30% pada bulan Mei saja, namun kemudian di bulan Juni pengiriman kembali melonjak lebih dari 20%. Selain itu, diperkirakan turunnya volume ekspor Tiongkok akan segera diisi oleh produsen baja internasional lainnya seperti: India, Korea Selatan, Jepang dan lainnya. Oleh karena itu, hampir seluruh negara tetap memberlakukan dan mengenakan trade remedies dalam rangka melindungi industri baja dalam negerinya.