Konsumsi Baja Asia Tenggara Kembali Meningkat
Sumber: SEAISI, IISIA
Konsumsi baja di kawasan Asia Tenggara diperkirakan akan tumbuh tahun ini dan di beberapa negara tertentu akan meningkat pada level sebelum pandemi Covid 19. Konsumsi keseluruhan di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam diperkirakan mencapai 74,9 juta ton pada tahun 2021, demikian Sekretaris Jenderal SEAISI Yeoh Wee Jin mengatakan pada konferensi elektronik pada hari Kamis, 17 Juni 2021.
SEAISI memperkirakan akan terjadi peningkatan konsumsi sebesar 6,1% y-o-y dibandingkan tahun 2020. Konsumsi baja di Vietnam dan Indonesia diperkirakan akan segera meningkat pada level seperti tahun 2019 (lihat Tabel 1). Faktor utama yang dapat menghambat pemulihan konsumsi ini, untuk sebagian besar negara ASEAN adalah merebaknya kembali infeksi covid 19, proses vaksinasi yang lambat karena terbatasnya kesediaan vaksin, pembatasan pergerakan karyawan yang memengaruhi kegiatan pada sektor konstruksi dan berkurangnya tenaga kerja asing.
Di sisi lain, World Steel mencatat bahwa produksi baja di kawasan Asia dan Oceania bulan Januari-April 2021 sebesar 487,8 juta ton. Angka ini naik 15,3% dibandingkan rentang bulan yang sama pada tahun 2020. Dengan tingginya produksi baja di kawasan ini, diharapkan impor negara-negara ASEAN bisa turun.
Dari sisi perdagangan, impor regional baja terjadi penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Impor keenam negara ASEAN turun 18,2% dari 51,2 juta ton pada tahun 2019 menjadi 41,9 juta ton pada tahun 2020. Di sisi lain, ekspor regional naik dari 15,6 juta ton menjadi 17,6 juta ton. Peningkatan ekspor sebesar 23% tersebut disebabkan oleh investasi baru di Indonesia dan Malaysia. Ekspor Indonesia naik dari 3,3 juta ton menjadi 3,6 juta ton. Peningkatan ekspor tersebut berasal dari ekspor plat dan stainless steel. Peningkatan ekspor Malaysia dari 2,7 juta ton menjadi 5,2 juta ton disebabkan oleh produk jangka panjang.
Pada tahun 2019, negara-negara ASEAN mengekspor sekitar 25,4 juta ton semi dan finished product, dimana 83% di antaranya ekspor ke Tiongkok, Asia Timur, dan negara ASEAN lainnya. Tiga barang ekspor utama terdiri dari barang semi finished product, yang dikirim ke Tiongkok dan di dalam ASEAN, rebar ke Tiongkok dan wire rod di dalam ASEAN dan ke Tiongkok. Tiga eksportir regional terkemuka tahun lalu adalah Malaysia dengan ekspor 10,1 juta ton, diikuti oleh Indonesia dengan 8,4 juta ton dan Vietnam dengan 2,8 juta ton.