• The Indonesian Iron & Steel Industry Association
Language
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Visi & Misi
    • Sejarah
    • Pesan Chairman
    • Organisasi
    • Program Utama
  • Anggota
  • Informasi
    • Berita
    • Analisis & Laporan
    • Presentasi
    • Publikasi
    • Standar Industri Baja
    • Alat Konversi
    • Galeri Baja
  • Kegiatan
  • Sponsor
  • Kontak
  • Katalog Baja
  • Monitoring Export/Import
  • Event IBF
  • Beranda
  • Berita
  • Proyeksi Kebutuhan Baja Dunia ...
30 October 2021 Market

Proyeksi Kebutuhan Baja Dunia 2021-2022

Proyeksi Kebutuhan Baja Dunia 2021-2022

Sumber: Worldsteel, IISIA

Worldsteel merilis proyeksi jangka pendek bulan Oktober 2021 untuk tahun 2021 dan 2022. Permintaan baja akan tumbuh sebesar 4,5% pada tahun 2021 ini atau sebesar 1.885,4 Mt, setelah tumbuh 0,1% tahun 2020. Pada tahun 2022, permintaan baja diperkirakan akan terus naik mencapai 2,2% menjadi 1.896,4 Mt. Perkiraan ini berdasarkan pada asumsi bahwa vaksinasi sudah merata di seluruh dunia dan varian baru COVID-19 tidak memberikan dampak lebih merusak dibandingkan varian-varian sebelumnya.

Pemulihan permintaan baja pada tahun 2021 ini lebih cepat dibandingkan dengan yang diperkirakan sebelumnya. Berdasarkan fakta ini, Worldsteel memperkirakan permintaan baja seluruh dunia akan pulih seperti sebelum pandemi, kecuali di Tiongkok. Data proyeksi permintaan baja untuk tahun 2021-2022 dapat dilihat pada Gambar.

       Gambar Proyeksi Permintaan Baja Dunia 2021-2022, WSA Oktober 2021 

Worldsteel menyatakan bahwa aktifitas manufaktur dan potensi permintaan yang kuat membuat indikator ekonomi negara-negara maju lebih baik dibandingkan dengan negara-negara berkembang. Selain itu, laju vaksinasi yang tinggi dan dukungan pemerintah juga menjadi penentu pulihnya ekonomi. Sementara itu pemulihan ekonomi di negara-negara berkembang, terutama Asia, terganggu akibat infeksi baru COVID-19.

Walaupun pemulihan sektor manufaktur lebih tahan terhadap infeksi virus gelombang kedua, dimana kendala dari sisi supply menyebabkan pemulihan pada paruh kedua tahun 2021 ini menjadi tertahan, namun dengan tingginya permintan akibat pembangunan kembali sektor konstruksi dan laju vaksinasi yang tinggi di negara-negara Asia, maka diharapkan permintaan baja akan terus tumbuh di tahun 2022.

Ketepatan prediksi ini akan dipengaruhi oleh laju inflasi, laju vaksinasi di negara-negara berkembang dan perlambatan pertumbuhan lebih lanjut di Tiongkok.

Tiongkok

Ekonomi Tiongkok terus tumbuh kuat dari tahun 2020 hingga awal 2021, kemudian mengalami perlambatan sejak Juni 2021. Ini ditandai dengan melambatnya permintaan baja mulai bulan Juli yang menyebabkan terkontraksi hingga -13,3% dan -18,3% di bulan Agustus. Cuaca ekstrim dan gelombang kecil infeksi di musim panas ini ditengarai menjadi faktor penyebab perlambatan permintaan baja di Tiongkok. Namun pengaruh perlambatan yang sangat substansial adalah masalah pada sektor real estate dan pembatasan produksi baja dari pemerintah. Di saat yang sama, investasi infrastruktur belum meningkat di tahun 2021 ini karena menipisnya peluang investasi dan keterbatasan pembiayaan dari pemerintah daerah. Selain itu, pemulihan sektor manufaktur di seluruh dunia mengurangi pasar ekspor Tiongkok.

Kecenderungan negatif yang berkelanjutan pada sektor real estate diprediksi akan menyebabkan permintaan baja di Tiongkok mengalami pertumbuhan yang negatif untuk sisa tahun 2021. Perhitungan permintaan baja dari bulan Januari sampai dengan Agustus masih berada di angka 2,7%. Namun demikian, pertumbuhan permintaan secara keseluruhan pada tahun 2021 diprediksi menjadi -1,0%. Sedangkan pada tahun 2022, diperkirakan tidak ada pertumbuhan permintaan baja karena sektor real estate yang masih tertekan dan kebijakan pemerintah tentang rebalancing dengan program perbaikan lingkungan. 

Ekonomi Negara Maju

Pembatasan kegiatan yang terstruktur dan terlokalisasi dengan jelas tampaknya mampu meminimalkan dampak dari gelombang infeksi baru yang akan mengganggu kegiatan ekonomi. Namun, kemacetan pada sektor jasa menghalangi pemulihan yang lebih kuat. Pengurangan hambatan supply, meningkatnya permintaan yang tertunda, dan kepercayaan pasar yang kuat, akan memperkuat momentum pemulihan ekonomi di tahun 2021. Setelah turun pada level -12,7% di tahun 2020, permintaan baja akan meningkat hingga 12,2% pada tahun 2021 dan 4,3% pada tahun 2022. Level ini setara dengan nilai sebelum pandemi.

Di Amerika Serikat, pemulihan ekonomi didorong oleh permintaan yang tertunda dan respon kebijakan pemerintah yang kuat. Tingkat PDB yang riil lebih tinggi dari kuartal kedua tahun ini. Permintaan baja dibantu dari sektor otomotif yang tetap tinggi dan barang-barang produksi yang tahan lama. Hal yang mengganggu permintaan baja adalah kekurangan beberapa komponen otomotif dan melemahnya sektor konstruksi setelah terjadi ledakan pada waktu sebelumnya. Kemungkinan akan terjadi kenaikan permintaan baja dari sektor konstruksi jika program stimulus infrastruktur Presiden Biden dijalankan, tetapi ini tidak akan berjalan sampai akhir 2022.

Di Uni Eropa, pemulihan permintaan baja yang dimulai pada paruh kedua tahun 2020 menjadi semakin cepat dengan semua sektor yang menggunakan baja menunjukkan pemulihan yang positif meskipun gelombang infeksi masih ada. 

Pemulihan permintaan baja di Jerman dibantu dari sektor ekspor, yang mendasari kuatnya kinerja manufaktur. Namun kurangnya pasokan komponen, terutama di otomotif, menyebabkan hilangnya momentum pemulihan dengan cepat. Permintaaan baja pada tahun 2022 akan mendapat keuntungan dari tingginya order backlog dari sektor manufaktur. Sementara itu, dari sektor konstruksi diperkirakan akan terus tumbuh setelah menunjukkan kinerja pertumbuhan yang relatif tinggi selama masa pandemi.

Italia merupakan salah satu negara yang sangat terpukul akibat pandemi. Namun demikian, Italia mampu pulih lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara lain di Uni Eropa akibat pemulihan yang kuat di sektor konstruksi. Sektor industri peralatan rumah tangga juga menyumbang cepatnya pemulihan permintaan baja yang diperkirakan akan segera kembali ke kondisi pada masa sebelum pandemi.

Pada negara-negara maju di Asia, situasi COVID-19 memburuk pada tahun 2021 dan diperparah oleh laju vaksinasi yang rendah. Namun kondisi ini tidak mempengaruhi permintaan baja dan diperkirakan tetap akan naik dibantu oleh rebound yang kuat pada perdagangan global dan kuatnya program infrastruktur dari pemerintah.

Di Jepang, permintaan baja pulih secara bertahap dengan meningkatnya ekspor, investasi, dan konsumsi. Sektor manufaktur, terutama otomotif dan mesin, pembantu utama dari pemulihan permintaan baja ini, sementara itu di sektor konstruksi juga tetap menopang dalam permintaan baja. Pada tahun 2022, pemulihan konsumsi dan investasi diharapkan dapat mendukung pertumbuhan positif di semua sektor pengguna baja.

Permintaan baja di Korea Selatan diperkirakan akan pulih seperti tahun 2019 pada akhir tahun 2021. Hal ini akibat dukungan dari peningkatan ekspor dan investasi di bidang fasilitas manufaktur. Pada sektor konstruksi akan didukung oleh program sipil publik dan pulihnya konstruksi sektor perumahan yang beralih ke pertumbuhan positif pada tahun 2021/2022. Korea Selatan melihat lonjakan pesanan pengiriman pada tahun 2021, yang akan meningkatkan permintan baja pada tahun-tahun mendatang.

Kondisi Ekonomi Negara-negara Berkembang

Permintaan baja di negara berkembang terus pulih pada tahun 2021, dibantu oleh pemulihan harga komoditas dan perdagangan internasional. Gelombang infeksi COVID-19 jenis baru, tingkat vaksinasi yang rendah, dan pemulihan sektor pariwisata yang lambat, turut menghambat pemulihan ekonomi negara berkembang. Pada tahun 2022, seiring dengan meningkatnya vaksinasi, kondisi ekonomi diperkirakan akan membaik, akan tetapi, pandemi diperkirakan berlangsung lebih lama sehingga memengaruhi keuangan dan akumulasi tantangan struktural.

Sementara itu, pemulihan kesehatan setelah terjadinya pembatasan aktifitas di India, memperoleh tantangan baru dengan merebaknya infeksi COVID-19 pada bulan April-Juni 2021 yang menyebabkan output di semua sektor ekonomi turun. Namun, pemberlakuan pembatasan yang lebih ketat mengakibatkan dampak ekonomi pada infeksi COVID-19 gelombang kedua ini tidak separah gelombang pertama. Sejak bulan Juli, pemulihan dilakukan pada semua sektor. Akibatnya, permintaan baja India hanya sedikit terkoreksi ke bawah dan akan terjadi pemulihan permintaan yang kuat di akhir tahun 2021. Permintaan baja di India diperkirakan akan kembali pada level 100 juta ton tahun ini.

Di kawasan ASEAN, Vietnam berhasil lolos dari krisis ekonomi yang parah akibat pandemi di tahun 2020. Namun demikian, prospek di tahun 2021 masih lemah akibat merebaknya kembali infeksi COVID-19. Di sisi lain, Filipina telah berhasil menerapkan proyek konstruksi meskipun di tengah pembatasan kegiatan akibat pandemi. Dengan tertundanya proyek-proyek infrastruktur dan mobilitas tenaga kerja yang terbatas, pemulihan di ASEAN diperkirakan tumbuh dengan laju sedang.

Setelah mencatat pertumbuhan positif pada tahun 2020, permintaan baja Brazil terus menguat di tahun 2021. Hal ini didorong oleh stimulus pemerintah dan aktifitas sektor konstruksi yang meningkat. Namun untuk tahun 2022 diperkirakan mempunyai prospek yang melemah dengan melemahnya fiskal dan tingginya suku bunga akibat ketegangan politik. Di Meksiko terlihat bahwa pemulihan menguat jauh dari yang diperkirakan karena kuatnya kegiatan di bidang industri terutama otomotif.

Di Timur Tengah, pemulihan permintaan baja jauh dari harapan karena penurunan kegiatan konstruksi akibat konsolidasi fiskal, sebaliknya pada tahun 2022, dengan naiknya harga dan pandemi yang terkendali maka permintaan baja akan pulih lebih kuat. Sementara itu, permintaan baja Mesir terpengaruh negatif akibat tertundanya perijinan konstruksi di sektor padat penduduk. Namun demikian, mega proyek pemerintah lainnya mampu meredam dampak pandemi dan mendukung pemulihan pada tahun 2021.

Setelah penurunan sedang pada tahun 2020, pemulihan permintaan baja Rusia didukung oleh penguatan rebound di sektor otomotif dan sektor konstruksi yang didukung oleh program subsidi pemerintah. Sementara itu, tren positif yang kuat terjadi pada perekonomian Turki yang dimulai pada Q3 2020 berlanjut di 2021. Hal ini didorong oleh permintaan domestik dengan perluasan pinjaman konsumen. Permintaan baja Turki akan terus menunjukkan pertumbuhan dua digit lebih tinggi pada tahun 2021, yang didorong oleh proyek infrastruktur dan kegiatan industri. Permintaan baja Turki akan melebihi tingkat pra-krisis mata uang, yaitu sebesar 36 Mt di tahun 2022.

Sektor Penggunaan Baja

Sektor Konstruksi

Secara umum, sektor konstruksi lebih tangguh terhadap goncangan pandemi dibandingkan sektor manufaktur. Namun, di banyak negara berkembang, aktivitas konstruksi sangat terganggu oleh penghentian proyek secara total. Pada tahun 2021, sektor konstruksi global diperkirakan akan menunjukkan pemulihan yang kuat yang didorong oleh suku bunga rendah. Pemerintah banyak berfokus pada proyek infrastruktur sebagai bagian dari rencana pemulihan ekonomi negara.

Pemulihan sektor konstruksi tidak merata di seluruh wilayah. Di negara berkembang dengan tingkat vaksinasi rendah seperti wilayah ASEAN, pemulihan konstruksi telah menunjukkan kerapuhan. Sebaliknya di India, di mana baru-baru ini terjadi penyerapan yang kuat dalam vaksinasi, terjadi peningkatan positif dalam kegiatan konstruksi.

Di Tiongkok, sektor konstruksi sedang menghadapi titik balik dan sektor real estate kemungkinan akan memasuki masa koreksi seiring upaya pemerintah untuk mengatasi masalah struktural di sektor tersebut.

Prospek proyek infrastruktur global dipengaruhi oleh dua kekuatan yang saling bertentangan. Di satu sisi, banyak pemerintah mencoba menggunakan infrastruktur sebagai alat pemulihan yang selaras dengan inisiatif hijau, terutama di negara maju. Di sisi lain, posisi fiskal pemerintah memburuk karena pandemi. Banyak pemerintah di negara berkembang akan mengalami penurunan kemampuan untuk mendanai investasi infrastruktur.

Sektor perumahan telah diuntungkan dari akumulasi tabungan selama masa lockdown dan bekerja dari rumah, yang mengakibatkan meningkatnya permintaan akan ruang rumah. Di sisi lain, sektor non-perumahan akan melihat pemulihan yang lamban karena berkurangnya permintaan untuk ruang kantor.

Sektor Otomotif

Sektor otomotif mengalami penurunan paling tajam di antara sektor-sektor yang menggunakan baja selama lockdown di tahun 2020. Namun, sektor ini mengalami pemulihan yang kuat pada paruh kedua tahun 2020. 

Di Amerika Serikat, produksi kendaraan ringan kembali ke level pra-pandemi pada Q3 tahun 2020. Namun demikian, gangguan rantai pasokan kembali mengakibatkan tren menurun.

Di Uni Eropa, pemulihan yang kuat sedang berlangsung, dan sektor otomotif diperkirakan akan pulih sebesar 15,3% pada tahun 2021. Namun demikian, nilai ini masih jauh di bawah level ketika resesi manufaktur pertama kali dimulai pada 2018. Sektor otomotif menghadapi ketidakpastian dengan kekurangan komponen dan prospek permintaan yang lemah karena ketidakpastian ekonomi secara umum.

Di Tiongkok, produksi mobil melonjak pada semester pertama tahun 2021. Secara khusus, produksi kendaraan energi baru meningkat hampir 200% dari Januari hingga Agustus 2021, menyumbang 11,2% dari total kendaraan yang diproduksi pada periode yang sama.

***

 

Go Back
Archives
Archives
  • All Archive
  • 2023
  • 2022
  • 2021
  • 2020
Categories
  • Policies
  • Market
  • Investment
  • Technology
  • IBF Event
Sponsor News

Sponsor Platinum

PT Gunung Raja Paksi, Tbk
PT BHIRAWA STEEL
PT Krakatau Steel (Persero), Tbk.
PT Krakatau Posco
PT Bekaert Indonesia
PT The Master Steel Manufactory
Advertising
Our Office
  • Gedung Krakatau Steel Lt 9
    Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 54 Jakarta Selatan 12950
  • 021-5235501
  • info@iisia.or.id , ironsteel.iisia@yahoo.co.id
Quick Links
  • Tentang Kami
  • Berita
  • Sponsor
  • Anggota
  • Kegiatan
  • Kontak
Our Partners
  • seaisi.org
Available On
2023 - 2023, IISIA. All Rights Reserved. developed by