Negara membutuhkan perangkat untuk melindungi diri. Salah satu alat perlindungan yang paling dominan adalah kelengkapan persenjataan militer. Oleh karena itu, sangat penting bagi negara untuk memiliki kemandirian industri persenjataan militer seperti kapal perang, kapal patroli, kapal selam, pesawat tempur, pesawat pengangkut, helikopter, panser, tank, truk militer, senapan, amunisi serta berbagai perlengkapan tempur lainnya. Salah satu bahan penting yang dibutuhkan dalam memproduksi persenjataan tersebut adalah baja, terutama baju tahan peluru. Dengan demikian, baja memiliki peran penting dalam melindungi negara.
Fakta utama:
PT Pindad sudah berhasil memproduksi panser tipe pengangkut lapis baja dengan nama Anoa. Dengan kapasitas penumpang 12 orang, dimensi panjang x tinggi x lebar adalah 6 x 2,5x 2,5 m, serta berat kotor sebesar 12.500 kg, panser ini mampu melaju dengan kecepatan maksimal 90 km/jam.
PT Pindad juga memproduksi berbagai jenis senjata seperti senjata laras panjang, senjata genggam, pistol dan lain-lain. Seluruh senjata yang dihasilkan oleh PT Pindad untuk menyuplai Angkatan Darat Tentara Nasional Indonesia (TNI).
PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PT. DI akan menyuplai helikopter Bell-412EPI kepada Angkatan Darat TNI. Helikopter Bell-412EPI ini merupakan produksi perusahaan aviasi asal Amerika yakni Bell Textron Inc. Selain itu, PT. DI akan merakit persenjataan yakni gattling gun dari Dillon Aerospace, dengan menggunakan peluru dari PT Pindad (Persero).
PT PAL Surabaya berhasil memproduksi 3 jenis kapal selam, yaitu KRI 405 Alugoro, KRI Nagapasa dan KRI Ardadedali. Kapal selam ini didesain khusus untuk menyisir perairan Indonesia.