Program Utama IISIA
Industri besi dan baja sebagai mother of industries merupakan salah satu industri yang sangat penting dan strategis dalam membangun industri nasional dalam rangka peningkatan nilai tambah perekonomian, kemandirian industri, kemandirian pertahanan, penciptaan lapangan kerja dan perwujudan kemakmuran bangsa. Dengan berlandaskan pemahaman tersebut dan sesuai dengan visi dan misi organisasi maka dicanangkan Program Utama IISIA sebagai berikut:
- Peningkatan utilisasi industri baja nasional dengan cara mendorong kebijakan pemerintah untuk membangun iklim industri yang sehat serta memberikan dukungan atas penggunaan produk baja nasional, melalui:
- Penertiban impor dengan implementasi Sistem Supply-Demand Baja Nasional (SIBANA) agar proses impor dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan industri baja nasional serta menghindari adanya praktik perdagangan curang seperti pengalihan HS Code (HS Code circumvention)
- Pelaksanaan program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN) dalam proyek-proyek infrastruktur nasional baik yang dibiayai oleh Pemerintah maupun swasta.
- Perluasan pemberlakuan SNI Wajib dan penerapan SNI Wajib secara lebih menyeluruh untuk jaminan perlindungan keselamatan masyarakat dan penciptaan persaingan usuha yang adil.
- Penerapapan Trade Remedies: Anti Dumping, Counterveiling Duties dan Safeguards yang efektif sesuai dengan perkembangan perdagangan internasional dan kebutuhan industri baja nasional.
- Penguatan daya saing Industri Baja Nasional dengan mendorong kebijakan Pemerintah yang berdampak langsung pada daya saing industri baja nasional seperti;
- Penetapan harga energi yang lebih kompetitif baik gas, listrik maupun batubara dengan menjalankan prinsip dasar bahwa energi merupakan modal dasar pembangunan dan bukan semata-mata komoditas perdagangan.
- Penetapan slag sebagai produk samping industri baja dan bukan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merujuk pada praktik internasional yang telah menetapkan bahwa slag bukan Hazardeous Materials (Basel Convention on the Control of Transboundary Movements of Hazardous Wastes and Their Disposal, Annex IX, List B, 1998) dan ditetapkan sebagai produk ramah lingkungan (Green Purchasing Items) di beberapa negara maju. Penetapan slag sebagai B3 telah mengakibatkan peningkatan biaya produksi yang cukup signifikan karena adanya tambahan biaya kegiatan transportasi khusus, penyimpanan (lahan), pengelolaan dan dampak sosial.
- Penetapan persyaratan impor bahan baku yang lebih tepat dan memudahkan bagi industri baja nasional, khususnya terkait impor scrap yang saat ini masih menyulitkan mengingat adanya ketentuan impuritas dan homogenitas yang sulit dipenuhi industri dan belum berdasarkan praktik internasional.
- Penyusunan masukan atas Peta Jalan (Roadmap) Industri Baja Nasional yang menjadi rujukan dalam pengembangan industri baja nasional yang berdaya saing dan berkesinambungan untuk mendukung Rencana Pembangunan Nasional dalam mewujudkan kemakmuran bangsa. Peta Jalan Industri Baja Nasional ini meliputi berbagai aspek strategis pembangunan industri baja nasional antara lain: investasi dan pengembangan kapasitas, pengembangan teknologi, pengembangan sumber daya domestik baik bahan baku, energi maupun pendukung, pengembangan produk dan industri hilir, serta integrasi kebijakan dari semua Kementerian dan Lembaga serta seluruh pemangku kepentingan industri baja nasional sehingga Peta Jalan tersebut dapat menjadi strategi nasional yang meliputi keseluruhan aspek penting dalam pengembangan industri baja.
- Pengembangan manajemen dan sistem informasi IISIA dalam rangka pertukaran informasi antar anggota maupun antara IISIA dengan pemangku kebijakan dan pemangku kepentingan lainnya untuk mendukung upaya penciptaan iklim usaha industri yang lebih baik, yang antara lain dilakukan melalui:
- Pengembangan situs web yang informatif dan dinamis dengan fokus pada penyediaan informasi bagi kebutuhan anggota IISIA, industri terkait dan pemangku kepentingan lainnya, khususnya Pemerintah.
- Pelaksanaan kegiatan pertukaran informasi seperti; Seminar, Seminar Online, Pelatihan, Focus Group Discussion dan Exhibition.
- Meningkatkan kolaborasi dan kerjasama antar anggota IISIA dan antara IISIA dengan Pemerintah, lembaga penelitian dan pengembangan, pelaku industri, asosiasi industri dan pemangku kepentingan lainnya. Termasuk dalam kegiatan ini adalah kolaborasi Research & Development (R&D), Knowledge Sharing, serta kerjasama melalui ASEAN Iron and Steel Council (AISC) dan South East Asia Iron and Steel Institute (SEAISI).
- Peningkatan kapabilitas organisasi melalui peran aktif anggota serta pembangunan basis data industri sehingga IISIA bisa menjadi organisasi unggul dalam penyediaan informasi dan analisa untuk keperluan penyusunan strategi dan kebijakan industri.