Apakah Pasar Baja Tiongkok Telah Kembali Menuju Normal?
Sumber: Global Times
Dalam beberapa hari terakhir ini mulai tersebar berita bahwa pasar baja Tiongkok telah berangsur menuju normal. Hal ini terjadi setelah Pemerintah Tiongkok mengumumkan perlunya kebijakan untuk penguatan regulasi harga dalam menekan lonjakan harga komoditas, termasuk baja, pada Selasa, 25 Mei 2021. Setelah pengumuman, kontrak baja dan bijih besi berjangka turun masing-masing sebesar 0,69% menjadi ¥ 4.919 ($767,8) dan 0,05% menjadi ¥1.058 ($165,1) per ton di hari Selasa tersebut.
Sebagaimana dilansir Global Times, beberapa pelaku bisnis baja di Tiongkok menyatakan bahwa harga baja yang tidak terkendali yang dimulai pada awal Mei adalah "gila" dan intervensi pemerintah diperlukan untuk menjaga situasi agar tidak lepas kendali. Harga baja diperkirakan akan sedikit stabil pada kisaran ¥ 5.000.
Selanjutnya, menurut beberapa pakar industri, meskipun kebijakan tersebut memiliki efek langsung pada fluktuasi harga, namun sesungguhnya lebih berdampak pada penciptaan kestabilan kebutuhan pasar dan pasokan. Hal ini karena penyebab utama dari kenaikan harga baja yang tidak terkendali tersebut adalah keterbatasan pasokan baja, sehingga dengan intervensi pemerintah akan dapat menstabilkan kondisi pasar yang pada akhirnya akan menstabilkan harga baja Tiongkok.
Di sisi lain, tingkat ketergantungan pabrik baja Tiongkok terhadap biji besi impor sangatlah besar dimana pasokan dalam negeri hanya mencapai 20 persen saja, sehingga akan menyulitkan produsen baja Tiongkok dalam mengendalikan harga, khususnya di tengah kondisi harga bijih besi global yang tidak terbuka atau transparan. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan pemerintah yang lebih detail lagi terkait dengan kebijakan untuk meningkatkan upaya mengeksploitasi sumber bijih besi yang menjadi salah satu penyebab kenaikan harga produk baja serta dukungan produsen bijih besi dalam negeri, agar kebijakan pengendalian harga bisa dilakukan lebih baik.
Pergerakan harga ini masih dapat berlangsung dengan dinamis, terlebih dengan berbagai kondisi dan dampak COVID-19 yang masih sulit diprediksi. Pelaku industri baja perlu untuk terus memonitor dan mengantisipasi perubahan harga baja serta menyusun mitigasi risiko agar dapat menghadapi perubahan kondisi pasar baja dengan baik.