Konsumsi Baja Nasional Semester I Tahun 2021 Meningkat 36%
Sumber: IISIA, SEAISI
Konsumsi baja nasional Indonesia kembali meningkat setelah sebelumnya sempat turun di tahun 2020 akibat dampak pandemi COVID-19. Permintaan selama semester I tahun 2021 tercatat meningkat menjadi 6,7 juta ton atau naik sekitar 36% dari permintaan di periode yang sama tahun 2020 yang hanya 4,9 juta ton. Produksi domestik dan ekspor meningkat sekitar 12,5%, sementara ekspor menurun sekitar 25% di semester I tahun 2021. Grafik konsumsi baja dari tahun 2016 sampai tahun 2020 dan perbandingan di periode semester I tahun 2021 dibandingkan semester I tahun 2020 dapat dilihat pada Gambar berikut.
Meningkatnya konsumsi baja nasional sampai semester I tahun 2021 tersebut sejalan dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang tercatat mengalami peningkatan cukup signifikan terutama di kuartal ke-3, yaitu sebesar 7,07% menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).Pertumbuhan ini terlihat merupakan buah dari upaya penanggulangan pandemi yang dilakukan pemerintah sejak pertengahan tahun 2020 yang ditunjukkan dari pertumbuhan per kuartal yang semakin meningkat menuju pertumbuhan positif sampai tahun 2021.
Data BPS terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan PDB nasional yang menggembirakan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan dari sektor-sektor pertambangan, perdagangan, konstruksi serta manufaktur yang semuanya tumbuh pada rentang 3,7 hingga 7,8 sampai kuartal ke-3 tahun 2021. Memasuki kuartal ke-4, kondisi tersebut diharapkan tetap bertahan bahkan semakin meningkat sehingga pertumbuhan sampai akhir tahun 2021 dapat menjadi acuan untuk target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022. RAPBN tahun 2020 menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional berada pada rentang 5,0 - 5,5% dengan tema pemulihan ekonomi dan reformasi struktural untuk mendorong mesin pertumbuhan dapat bekerja lebih efektif, antara lain dengan membuka lapangan kerja dan penanaman modal di kawasan ekonomi khusus untuk mendorong pertumbuhan konsumsi, ekspor dan produksi nasional.
Pertumbuhan konsumsi industri baja, saat ini masih didorong terutama oleh pertumbuhan dari sektor konstruksi, yaitu sekitar 78%. Sektor-sektor konstruksi tersebut antara lain pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, pembangkit listrik, kilang minyak dan gas bumi, waduk dan pengairan, maupun konstruksi lainnya seperti pembangunan perumahan, apartemen, dan bangunan lainnya. Pertumbuhan sektor konstruksi sampai kuartal ke-3 tahun 2021 tercatat meningkat 2,43% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Anggaran infrastruktur di Kementerian PUPR dalam RAPBN tahun 2020 direncanakan meningkat 45% menjadi Rp 417 triliun sehingga diharapkan pertumbuhan sektor konstruksi akan semakin pesat memasuki tahun 2022 dan dapat kembali berada pada rentang 5-7% seperti di periode tahun-tahun sebelumnya atau bahkan lebih tinggi lagi. Apabila pertumbuhan sektor konstruksi di tahun 2022 dapat ditingkatkan maka konsumsi baja nasional juga akan meningkat dengan laju pertumbuhan yang tinggi. Dengan memperhatikan target pertumbuhan sektor konstruksi serta mempertimbangkan pemulihan ekonomi pasca pandemi di tahun 2022 maka IISIA memperkirakan konsumsi baja nasional akan tumbuh sekitar 7-8% atau mencapai sekitar 16,3 juta ton di tahun 2022.
***