Langkah Beijing untuk Menjaga Stabilitas Pasar Komoditas
Sumber: Mysteel Global
Pemerintah Tiongkok telah mengintensifkan pengawasan untuk menjaga stabilitas pasar komoditas termasuk baja, logam non-ferrous dan batu bara sebagaimana dilaporkan Mysteel Global pada 20 Mei 2021. Menurut sumber pemerintah Tiongkok, kenaikan tajam beberapa harga komoditas belakangan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: kenaikan harga komoditas global, kebijakan moneter yang longgar, likuiditas yang cukup dan optimisme pasar serta keterbatasan pasokan baja global.
Kenaikan berbagai harga komoditas telah menimbulkan pro dan kontra bagi pemerintah Tiongkok karena kenaikan harga ini menyebabkan profitabilitas yang lebih tinggi di industri hulu dan dengan demikian menurunkan risiko hutang, tetapi produsen di industri menengah dan hilir menghadapi biaya operasional yang lebih tinggi dan margin yang lebih rendah. Menyikapi kondisi tersebut, pemerintah Tiongkok telah mengeluarkan dan menyesuaikan berbagai kebijakan impor dan ekspor komoditas, termasuk baja, dengan tujuan menjamin stabilitas harga komoditas dan pasokan bagi kebutuhan dalam negeri Tiongkok. Pemerintah Tiongkok juga telah mengintensifkan kegiatan pemantauan, peringatan dan pengawasan pasar komoditas dan mengambil kebijakan dan langkah-langkah terarah untuk menjaga stabilitas pasar.
Selain perubahan kebijakan tax rebate atas ekspor berbagai jenis produk baja yang telah dilakukan, pemerintah Tiongkok juga meningkatkan upaya mengeksploitasi sumber bijih besi yang menjadi salah satu penyebab kenaikan harga produk baja, mempercepat pengembangan bijih besi baru dan meningkatkan daur ulang skrap baja. Selain itu, pemerintah Tiongkok juga mendorong perusahaan besi baja Tiongkok untuk berinvestasi dalam proyek penambangan bijih besi global dan memperluas sumber impor bijih besi untuk mengoptimalkan pasokan bahan baku bijih besi.
Menyikapi kenaikan harga komoditas yang melonjak tajam, Perdana Menteri China Li Keqiang pada 12 Mei telah memberikan pernyataan tentang perlunya upaya menjaga harga komoditas. Pernyataan ini telah direspon pasar dengan mulai terjadinya penurunan harga baja. Pada tanggal 18 Mei, harga HRB 400E diameter 20mm di pasar Tiongkok telah turun menjadi ¥5.775/ton ($ 870/t) termasuk PPN 13%, atau turun ¥573/ton dari rekor harga tertinggi pada 3 Maret 2011 sebagaimana dilaporkan Mysteel Global.
Dengan memperhatikan beberapa kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah Tiongkok diatas, menunjukkan bahwa dalam kondisi pasar baja global yang tidak menentu, pemerintah Tiongkok akan fokus pada pembenahan industri baja dalam negerinya dengan mengupayakan ketersediaan sumber bahan baku dari berbagai sumber dengan melakukan investasi dan proses daur ulang, sehingga dapat meningkatkan daya saing industri bajanya. Namun perlu diwaspadai bahwa saat ini negara Tiongkok merupakan produsen baja terbesar di dunia, dengan semakin tinggi daya saing industri bajanya maka penguasaan terhadap pasar global akan semakin luas dan dikuatirkan akan melakukan berbagai cara yang antara lain dengan “unfair trade” ataupun “predatory” untuk mematikan pesaingnya di luar negeri.
Hal ini terlihat dari kebijakan pemerintah Tiongkok, akan menjadi salah satu faktor penting yang menentukan pergerakan harga berbagai komoditas khususnya komoditas produk baja global yang tentunya juga akan berdampak pada harga produk baja nasional. Di tengah kondisi kenaikan baja ini, perlu dicatat bahwa upaya untuk menjaga industri baja nasional dan mengantisipasi tindakan perdagangan tidak adil masih terus secara gencar dilakukan oleh berbagai pemerintah dalam melindungi industri baja nasionalnya (lihat: Penerapan Trade Remedies di Tengah Keterbatasan Pasokan Baja Global)