Meningkatkan Sinergi Industri: Business Matching, Forum Sinergi Penguatan Hilirisasi Industri Logam, & SEAISI Travelling Seminar 2024
Sumber: IISIA
Pada tanggal 4-7 Maret 2024, Kementerian Perindustrian bersama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyelenggarakan Business Matching di The Meru Sanur, Bali. Acara pada hari kedua, 5 Maret 2024, dibuka oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Acara ini semula ditargetkan dihadiri oleh 84 Kementerian/Lembaga, 552 Pemerintah Daerah, dan 23 BUMN. Namun, jumlah peserta melonjak menjadi 1210 perwakilan Pemerintah Daerah, 976 Kementerian/Lembaga, 116 BUMN, dan 861 asosiasi & perusahaan industri. Terdapat 182 booth yang berasal dari berbagai sektor, termasuk baja, IISIA turut berpartisipasi dengan membuka booth yang menampilkan informasi seputar industri baja nasional dalam bentuk Directory IISIA, buklet mengenai Industri Baja Nasional untuk Indonesia Emas 2045, tayangan video proses manufaktur baja, hingga sampel produk baja yang disertai brosur dari anggota IISIA.
Perhatian dalam acara Business Matching ini difokuskan pada lima sektor utama yang memberikan kontribusi besar terhadap pembelian Produk Dalam Negeri (PDN). Sektor-sektor tersebut meliputi; konstruksi, alat pertahanan & keamanan, transportasi, pertanian & perkebunan, serta farmasi & alat kesehatan. Baja, sebagai salah satu komponen penting dalam berbagai sektor ini, turut menjadi sorotan dalam upaya meningkatkan penggunaan produk dalam negeri mengingat baja merupakan the mother of all industries. Peningkatan penggunaan produk dalam negeri dalam berbagai sektor yang menjadi fokus Business Matching secara langsung akan mendorong permintaan baja yang diproduksi dalam negeri. Dengan demikian, meningkatnya permintaan terhadap baja akan memberikan dorongan bagi pertumbuhan industri baja nasional.
Setelah berlangsung selama 4 hari, acara Business Matching ditutup dengan sukses oleh Menteri Perindustrian dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pada tanggal 7 Maret 2024. Total komitmen penggunaan produk dalam negeri yang berhasil dicapai selama acara mencapai Rp1.428,25 Triliun, dengan kontribusi dari Kementerian/Lembaga /Pemerintah Daerah sebesar Rp585,69 Triliun dan BUMN sebesar Rp842,56 Triliun. Dalam penutupannya, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan rencana-rencana strategis yang akan dilaksanakan. Salah satunya adalah digitalisasi sertifikasi TKDN untuk mempercepat, memperbaiki akurasi, dan meningkatkan akuntabilitas. Selain itu, ada juga rencana fasilitasi sertifikasi TKDN, serta penyusunan regulasi dan tata cara penerbitan sertifikasi TKDN. Selanjutnya, terdapat rencana penyusunan rancangan undang-undang P3DN sebagai pedoman pelaksanaan P3DN dari hulu hingga hilir. Lebih lanjut, Menteri Perindustrian menyampaikan data dari BPS yang menyatakan bahwa setiap 400 triliun belanja barang dan jasa yang berasal dari P3DN akan memperkuat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 1,8%. Hal ini diharapkan akan membawa multiplier effect dan value added, serta akan mengakselerasi program pendalaman, penyebaran, dan pemerataan sektor industri nasional.
Pada saat yang bersamaan, tanggal 7 Maret 2024, juga dilaksanakan Forum Sinergi Penguatan Hilirisasi Industri Logam dan Penyusunan Program Prioritas Nasional Tahun 2025 di The Stones Hotel Legian, Bali. Forum Sinergi ini dilatarbelakangi oleh adanya amanat dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara agar Kementerian Perindustrian, khususnya Direktorat lndustri Logam, melakukan pembinaan industri smelter dalam rangka hilirisasi sumber daya alam mineral logam. Amanat ini merupakan momentum yang harus dimanfaatkan dalam mewujudkan kemandirian industri nasional melalui pemanfaatan sumber daya mineral logam dalam rangka penyediaan bahan baku bagi industri logam nasional. Saat ini perkembangan produk industri logam sangat pesat, sehingga pembinaan terhadap industrinya memerlukan penanganan yang saling bersinergi di antara seluruh stakeholders.
Dalam rangka penajaman rencana kerja Direktorat Industri Logam untuk proyeksi kinerja tahun 2025 maka diselenggarakanlah Forum Sinergi tersebut di atas. Dengan dilakukannya kegiatan ini, diharapkan dapat diperoleh gambaran yang jelas dan lengkap mengenai kondisi dan kebutuhan sektor industri logam sehingga dapat ditentukan strategi yang perlu dilakukan dalam pengembangan industri logam.
IISIA sebagai wadah pelaku industri besi dan baja nasional menjadi salah satu narasumber dalam acara tersebut, selain beberapa sumber lainnya dari Direktorat lndustri, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bappenas, Direktorat Pembinaan dan Pengusahaan Mineral - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kedeputian Strategi dan Kebijakan Percepatan lnvestasi - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan lnvestasi, dan PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Acara Forum Sinergi tersebut dibuka oleh Direktur Industri Logam, Liliek Widodo. Dalam sambutannya, Liliek menyampaikan bahwa industri logam tumbuh pesat dan berperan semakin penting dalam perekonomian Indonesia. Melalui Forum Sinergi, Liliek berharap agar dapat diperoleh gambaran yang jelas dan lengkap mengenai kondisi dan kebutuhan sektor industri logam sehingga dapat ditentukan strategi yang perlu dilakukan dalam pengembangan industri logam.
Dalam kesempatan Forum Sinergi tersebut, Direktur Eksekutif IISIA, Widodo Setiadharmaji, menyampaikan paparan tentang Kondisi Terkini dan Tantangan Pengembangan Industri Baja Nasional. Dalam paparannya, Widodo menjelaskan tentang Kinerja Industri Baja Nasional yang terus mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan ekonomi nasional. Konsumsi, produksi, dan ekspor terus tumbuh secara signifikan sehingga telah menjadikan komoditas baja (HS 72) sebagai kontributor ke tiga terbesar ekspor komoditas HS 2 Digit dengan nilai mencapai USD26,7 miliar. Kinerja positif ini terutama didorong oleh keberhasilan hilirisasi nikel pada sektor industri stainless steel dan peningkatan kapasitas pada sektor industri baja karbon. IISIA juga menyampaikan berbagai tantangan global dan nasional yang dihadapi oleh industri besi dan baja nasional serta berbagai usulan Program Prioritas 2025 sebagaimana pada tabel berikut.
Sementara itu, setelah acara Business Matching dan Forum Sinergi Penguatan Hilirisasi Industri Logam dan Penyusunan Program Prioritas Nasional Tahun 2025 yang digelar sebelumnya, rangkaian kegiatan IISIA berlanjut dengan SEAISI Travelling Seminar pada Jumat, 8 Maret 2024, acara ini menandakan kolaborasi yang erat antara SEAISI dan IISIA dalam mendukung industri baja. Dengan tema "The Best Practices for Steel Plant Maintenance and Reliability Improvement", seminar ini diharapkan dapat memberikan wawasan mendalam tentang praktik terbaik dalam perawatan pabrik baja. Acara tersebut dibuka oleh Bimakarsa Wijaya, yang menjabat sebagai Steel Industry Analysis & Database Director IISIA. Acara ini dihadiri oleh 62 peserta dari 19 perusahaan, dengan kehadiran 7 pembicara dari 5 perusahaan yang berbeda, termasuk Mr. Hsu Tzu Ting dari Feng Hsin Steel Co Ltd, Taiwan; Mr. Osamu Yamaguchi dari JFE Steel, Japan; Mr. Jason Cao dari Shell; Mr. Predrag Kaljevic & Mr. Nayan Dhirajlal Surt dari SMS Group; serta Mr. Bagus Ragil Kurniawan & Mr. Fajar Adin Permana dari PT Krakatau Posco, dengan dukungan dari Mr. Aditya Tejo sebagai MC & moderator. Selanjutnya, IISIA dan SEAISI menyampaikan terima kasih kepada seluruh sponsor yang mendukung terselenggaranya SEAISI Travelling Seminar 2024 di Jakarta, yaitu PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Krakatau Posco, PT The Master Steel Manufactory, PT Krakatau Nippon Steel Synergy, PT Gunung Raja Paksi, dan PT Sunrise Steel.
Dari pelaksanaan ketiga acara tersebut, terlihat jelas betapa pentingnya sinergi antara pemerintah, industri, dan lembaga terkait dalam mendukung pertumbuhan industri besi dan baja nasional, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan domestik. Business Matching berhasil meningkatkan kesadaran akan pentingnya penggunaan produk dalam negeri dalam berbagai sektor strategis dan Forum Sinergi menjadi wadah pemangku kepentingan industri logam untuk merumuskan strategi yang perlu dilakukan dalam pengembangan industri logam, khususnya industri baja nasional. Sementara itu, SEAISI Travelling Seminar memberikan wawasan yang berharga tentang praktik terbaik dalam perawatan pabrik baja. Dengan kolaborasi yang erat antara Pemerintah, IISIA, SEAISI, dan berbagai pihak terkait lainnya, diharapkan industri besi dan baja Indonesia dapat terus berkembang secara berkelanjutan dan berkontribusi semakin signifikan terhadap perekonomian nasional.