Perkembangan Supply Demand Baja Global-Update Juli 2023
Sumber: IISIA, SEAISI, AISI, World Steel Association
Sampai dengan bulan Juli 2023, permintaan produk baja di berbagai kawasan global mempunyai kondisi yang cukup beragam. Permintaan baja di Tiongkok cenderung datar atau tidak mengalami gejolak yang berarti. Di kawasan Uni Eropa (UE), permintaan baja belum pulih dari pengaruh perang Rusia-Ukraina. Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengimpor baja pada bulan Juli 2023 secara total sebanyak 2.370 ribu net ton (NT). Angka impor ini mengalami penurunan sebanyak 15,2 persen dibandingkan dengan bulan Juni 2023. Sementara itu, produk baja kasar global turun 1,1 persen atau menjadi 943,9 juta ton pada semester 1 tahun 2023 ini dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022. Penurunan produksi ini dikarenakan oleh turunnya produksi di kawasan UE dan AS. Sementara itu, Tiongkok sebagai negara pemasok baja terbesar, tetap mengalami kenaikan produksi sebesar 1,34 persen atau 535,6 juta ton.
Dampak dari pembukaan kembali kegiatan setelah pandemi COVID-19 di Tiongkok, menyebabkan permintaan baja di negara tersebut seharusnya mengalami peningkatan. Akan tetapi, hal ini tidak serta merta terjadi dikarenakan lambatnya pemulihan pada sektor real estat yang menyumbang cukup banyak permintaan baja. Menurut catatan, sektor real estat menyumbang sepertiga dari permintaan baja di Tiongkok. Pada tahun 2024, permintaan baja di Tiongkok diprediksi akan datar saja karena terjadi pergeseran populasi usia menuju rata-rata usia yang lebih tua. Proyek infrastruktur yang dimulai pada tahun 2022 akan mendukung pertumbuhan permintaan Tiongkok sebesar 2 persen pada tahun 2023. Sementara itu, kemajuan dalam memproduksi kendaraan listrik diharapkan mampu untuk menguatkan permintaan baja.
Industri otomotif global secara umum menunjukkan peningkatan di tengah meredanya hambatan rantai pasok. Namun hal ini dapat terhambat oleh permintaan yang lemah karena tingginya suku bunga bank, yang memengaruhi semua barang modal. Sementara itu, sektor konstruksi mengalami tekanan dari kenaikan inflasi dan kenaikan biaya. Demikian salah satu analisis dalam pertemuan regional Eurometal’s Central Europe baru-baru ini.
Industri baja di UE terus merasakan berbagai dampak, antara lain perang Rusia-Ukraina, suku bunga yang tinggi, dan pengetatan moneter tahun 2023. Meskipun demikian, gangguan perang dan rantai pasok ini diprediksi akan teratasi sampai akhir tahun ini. Wilayah UE telah terhindar dari resesi, tetapi dunia industri masih kesulitan akibat krisis energi, khususnya di Jerman dan Perancis. Sementara itu, lonjakan permintaan baja pada sektor konstruksi di Italia telah berakhir dan aktivitas manufaktur sangat lamban. Namun permintaan baja di EU diprediksi tetap akan melampaui 5% pada tahun 2024. Ke depan, ekonomi UE perlu menemukan cara untuk mengakomodasi tantangan teknologi dan sosio-ekonomi baru.
Berdasarkan data sensus awal dari American Iron and Steel Institute (AISI), impor baja total di AS mencapai 2.370 ribu NT pada bulan Juli 2023, termasuk impor finished steel sebanyak 1.832 ribu NT. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 15,2 dan 8,1 persen secara berturut-turut dibandingkan dengan bulan Juni 2023. Jika dibandingkan pada periode yang sama pada tahun sebelumnya (Januari-Juli 2022), impor baja ini mengalami penurunan 10,7 persen untuk total dan 15,5 persen untk finished steel. Pada bulan Juli 2023 ini, pemasok baja terbesar ke AS adalah Kanada sebanyak 531 ribu NT, Brasil 384 ribu NT, Meksiko 291 ribu NT, Korea Selatan 158 ribu NT, dan Jepang 122 ribu NT.
***