Proyeksi Kinerja Baja Nasional 2024
Sumber : IISIA
Konsumsi baja nasional pada tahun 2024 diperkirakan akan mencapai 18,3 juta ton atau tumbuh sebesar 5,2% mengikuti tren pertumbuhan konsumsi sepanjang 2020-2023 setelah pandemi COVID-19. Pertumbuhan ini ditopang oleh berbagai kondisi yang menjadi pendorong permintaan baja antara lain: pertumbuhan baja global, pertumbuhan ekonomi nasional, belanja infrastruktur pemerintah, pertumbuhan sektor properti, pertumbuhan sektor industri pengguna baja otomotif, elektronik, dan peralatan rumah tangga.
Pertumbuhan Baja Global
World Steel Association (WSA) dalam proyeksi jangka pendek yang dikeluarkan pada Oktober 2023 memperkirakan konsumsi baja global pada tahun 2023 tumbuh sebesar 1,8% menjadi 1.814,5 juta ton, dan konsumsi baja dunia pada tahun 2024 akan tumbuh lebih lanjut sebesar 1,9% menjadi 1.849,1 juta ton.
WSA memberikan catatan bahwa konsumsi baja dunia akan bergantung pada perkembangan konsumsi baja Tiongkok yang mencapai lebih dari 50% konsumsi baja global. Perekonomian Tiongkok berada dalam fase transisi struktural yang dapat menambah volatilitas dan ketidakpastian lainnya terkait dengan konflik regional seperti yang terjadi di Rusia dan Ukraina, Israel dan Palestina, dan wilayah belahan dunia lainnya. Hal ini dapat berkontribusi pada kenaikan harga minyak dan fragmentasi geo-ekonomi yang lebih lanjut, yang keduanya merupakan risiko penurunan konsumsi baja di tahun 2024.
Fitch Rating pada Desember 2023 menyampaikan bahwa pertumbuhan permintaan baja global akan terus berlanjut di sebagian besar wilayah dunia pada tahun 2024 dengan konsumsi global meningkat sebesar 20-30 juta ton dibandingkan tahun 2023. Pertumbuhan permintaan didorong oleh menguatnya pasar India dan Asia Tenggara, pemulihan yang kuat di Turki, dan pertumbuhan moderat di Eropa, Amerika Serikat, dan Brasil.
Pertumbuhan Baja Tiongkok
Menurut WSA, situasi di pasar properti Tiongkok akan stabil pada akhir tahun 2023 dan permintaan baja Tiongkok akan mencatat sedikit pertumbuhan positif berkat langkah-langkah pemerintah. Prospek Tiongkok pada tahun 2024 masih belum pasti, tergantung pada arah kebijakan untuk mengatasi kesulitan ekonomi saat ini.
Permintaan baja di Tiongkok akan beralih dari sektor properti yang sedang kesulitan menuju manufaktur dan energi terbarukan, sehingga produksi baja Tiongkok akan sedikit mengalami penurunan menjadi di bawah 1 miliar ton, demikian menurut proyeksi Fitch Rating.
Di sisi lain, beberapa analis pasar memperkirakan konsumsi baja Tiongkok pada tahun 2024 kemungkinan akan mengalami sedikit kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, sebesar 0,2 persen mencapai 944,6 juta ton. Sedangkan SteelMint’s, salah satu institusi intelijen pasar, memproyeksikan pertumbuhan permintaan baja Tiongkok pada tahun 2024 akan mencapai 3%. Menurut SteelMint’s, dua sektor utama permintaan domestik Tiongkok diperkirakan akan tumbuh positif, yaitu sektor industri dan investasi aset tetap. Sektor industri Tiongkok diperkirakan akan mempertahankan tingkat pertumbuhan sebesar 4% atau lebih tinggi pada tahun 2024. Kinerja sektor manufaktur peralatan, terutama peralatan berteknologi tinggi dengan konsumsi baja yang besar, akan tumbuh lebih cepat. Selain itu, pemerintah Tiongkok sedang menempuh kebijakan merangsang pembelian mobil, khususnya mobil listrik.
Bagi Industri Baja Nasional, pertumbuhan pasar Tiongkok memegang peranan penting, mengingat Tiongkok merupakan pasar terbesar bagi produk baja nasional sekaligus sumber impor terbesar.
Sebagaimana disajikan pada Gambar 1, sejak 2018 Tiongkok merupakan tujuan utama ekspor produk baja nasional yang terus mengalami pertumbuhan, diikuti oleh Taiwan, India, Filipina dan Malaysia. Sampai dengan Oktober 2023, mengikuti tren tahun-tahun sebelumnya, Tiongkok tetap menjadi negara tujuan ekspor produk baja terbesar bagi Indonesia mencapai 8,1 juta ton, meningkat signifikan sebesar 20,2% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022. Ekspor ke Tiongkok ini mencapai 55% diikuti Taiwan 8%, India 5%, Vietnam 4%, Filipina 3% dan lainnya (others) 25%.
Di sisi lain, Tiongkok juga merupakan sumber impor produk baja terbesar bagi Indonesia, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.
Pada periode 2018-2022, Tiongkok merupakan sumber utama impor baja ke Indonesia, diikuti oleh Jepang, Oman, Korea Selatan, Rusia dan Afrika Selatan. Sampai dengan Oktober 2023, Tiongkok tetap menjadi negara sumber impor produk baja terbesar bagi Indonesia pada tahun 2023 dengan jumlah mencapai 3,35 juta ton atau meningkat signifikan sebesar 28,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Produsen baja nasional perlu mencermati perkembangan potensi pasar ekspor di luar Tiongkok untuk dapat meningkatkan kinerja ekspor, seperti halnya Taiwan, India, dan negara-negara lainnya di kawasan ASEAN dan Uni Eropa.
Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Pemerintah telah menetapkan dalam APBN bahwa pada tahun 2024 pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,2% lebih rendah dari sasaran tahun 2023, yakni 5,3%. Namun, lebih tinggi dari perkiraan sejumlah lembaga internasional.
Menurut laporan World Economic Outlook (WEO) yang diterbitkan IMF pada April 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 mencapai 5% dan terus menguat mencapai 5,1% untuk 2024. Tapi pada laporan WEO edisi Juli 2023, angka tersebut dipangkas tipis menjadi 5%.
Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 mencapai 4,9% dalam laporannya bertajuk East Asia and The Pacific Economic Update edisi Oktober 2023. Alasan utama untuk perlambatan pertumbuhan adalah melemahnya harga komoditas global, yang akan mengurangi ekspor dan pendapatan Indonesia.
The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) lebih optimistis melihat perkembangan perekonomian Indonesia, yakni mencapai 5,1% pada 2024. Lembaga lainnya, Asian Development Bank (ADB), memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh 5,0% pada 2024, yang utamanya didukung oleh kinerja permintaan domestik.
Presiden Joko Widodo dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2024 yang diselenggarakan di Jakarta, Jumat (22/12/2023) berkata, “Ekonomi outlook 2024 Indonesia sangat optimistis. Optimisme karena melihat kinerja ekonomi kita dan optimistis karena situasi politik yang dingin menjelang Pemilu 2024. Yang penting konsisten kerja keras, kerja sinergis antara pemerintah dan swasta, dan kerja yang berkelanjutan.”
Pertumbuhan Sektor Pengguna Baja Nasional
Sektor Infrastruktur
Alokasi dana infrastruktur tahun 2024 meningkat menjadi Rp423 triliun dari Rp392 triliun tahun atau naik sebesar 7,9% sebagaimana disajikan pada Gambar 3. Pendorong terkuat sektor konstruksi adalah proyek-proyek pemerintah yang pada gilirannya mampu memicu proyek-proyek lain di sekitarnya. Setidaknya terdapat 41 proyek prioritas strategis dengan total dana indikatif USD426 miliar hingga tahun 2024.
Sektor Properti
Meskipun tahun 2024 merupakan tahun politik, beberapa ahli properti memperkirakan bahwa sektor properti akan tumbuh di kisaran 3-5% pada tahun 2024. Hal ini terutama didukung kebijakan Pemerintah untuk memberikan Insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dalam pembelian properti. Selain itu keringanan uang muka atau down payment (DP) atas properti dan promo penerapan suku bunga KPR subsidi yang ditawarkan para developer juga turut mendorong permintaan. Dukungan dari regulator moneter, Bank Indonesia, yang menahan suku bunga acuan di 6% menjadi faktor dukungan lain.
Selain itu, potensi pasar perumahan Indonesia masih besar. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2022 menunjukkan bahwa 16,01 persen rumah tangga masih belum memiliki rumah sendiri. Lebih lanjut, proyeksi BPS juga menunjukkan bahwa hingga 2045, rata-rata pertumbuhan rumah tangga mencapai sebesar 660 ribu lebih per tahun dan mereka membutuhkan rumah
Sektor Otomotif
Gaikindo memproyeksikan penjualan mobil baru pada tahun 2024 akan mencapai sebesar 1,1 juta unit. Target tersebut naik dari proyeksi tahun 2023 yang sebesar 1,050 juta unit. Gaikindo optimis dinamika tahun politik 2024 tidak akan mengganggu penjualan mobil secara nasional. Proyeksi ini didukung oleh adanya merek-merek dan model-model baru yang akan meramaikan pasar pada tahun 2024, termasuk peningkatan penjualan mobil listrik.
Proyeksi Kinerja Baja Nasional 2024
Dengan memperhatikan proyeksi baja global, khususnya Tiongkok, dan perkembangan sektor industri pengguna baja nasional, maka IISIA memproyeksikan konsumsi baja nasional (Apparent Steel Consumption-ASC) pada tahun 2024 akan tumbuh sebesar 5,2%, sesuai tingkat pertumbuhan rata-rata periode 2020-2023, menjadi 18,3 juta ton. Produksi dan ekspor diperkirakan akan tetap tumbuh sesuai dengan CAGR 2020-2023 yaitu masing-masing 5,2% dan 18,6% sehingga akan mencapai 15,9 dan 7,1 juta ton. Proyeksi Kinerja Industri Baja Nasional disajikan pada Gambar 4.