Weekly Update #3 – Perkembangan Industri Baja
Sumber: SEAISI, SteelOrbis, BSN, CNBC, GMK Center, Steelguru, AISU Steel
Market
Steel prices in the Second Week of January 2024
Menurut harga yang diumumkan di pasar baja global, harga scrap mencapai $424 per ton, naik $4 dibandingkan dengan harga minggu lalu, sementara harga bijih besi mencapai $132 per ton, turun $9 dibandingkan dengan harga minggu lalu. Harga billet berkisar antara $510 - $595 per ton, sedangkan minggu lalu berkisar antara $505 - $590 per ton. Harga rebar berkisar antara $595 - $625 per ton, sementara minggu lalu berkisar antara $580 - $620 per ton.
Sumber: Steel prices in the second week of January 2024 - Arab Iron and Steel Union (aisusteel.org)
China's Steel Output and Demand to Dip in 2024
Mysteel dalam perkiraan baru menyampaikan bahwa produksi dan konsumsi baja mentah Tiongkok diperkirakan akan turun pada tahun 2024 masing-masing sebesar 0,3% dan 0,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Mysteel juga memperkirakan bahwa ekspor baja Tiongkok mungkin akan mengalami penurunan dari tingkat tertinggi tahun sebelumnya di bawah tekanan peningkatan tindakan anti-dumping dari negara dan wilayah lain, perkiraan Mysteel dalam rilisnya.
Sumber: China's steel output and demand to dip in 2024
ASEAN Billet Exporters Maintain Offer Prices
Berdasarkan informasi Kallanish, pasar impor billet ASEAN tetap menguat minggu lalu. Pemasok tidak bereaksi terhadap koreksi penurunan harga yang terjadi sebelumnya di Tiongkok, termasuk harga bijih besi, dan tetap mempertahankan penawaran mereka.
Penawaran untuk billet 130mm atau 150mm hasil produksi BF dari ASEAN/Tiongkok untuk pengiriman bulan Maret tidak berubah pada harga $550/ton CFR Manila, kata sumber perdagangan dan pembelian Filipina. “Saat ini penawaran terbatas,” kata seorang pedagang di Manila. Dia dan yang lainnya mencatat ada juga billet IF dari Malaysia yang ditawarkan dengan harga $527/t dan $530/t CFR Manila minggu lalu.
Sumber: ASEAN billet exporters maintain offer prices
Weak Fundamentals to Drag on China HRC Prices in '24
Mysteel memperkirakan harga rata-rata hot-rolled coil (HRC) Tiongkok melemah di pasar domestik pada tahun 2024 mengingat pertumbuhan konsumsi HRC yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan pasokan.
Output HRC Tiongkok akan meningkat seiring dengan rencana commissioning enam pabrik hot strip baru dengan total kapasitas 20 juta ton/tahun.
Di sisi lain, konsumen utama HRC untuk sektor permesinan dan manufaktur masih mengalami tekanan dari pasar properti yang sedang mengalami kondisi sulit.
Sumber: Weak fundamentals to drag on China HRC prices in '24
European HRC Producers Maintain Offers Despite Sluggish Activity
Sumber Fastmarket pada Selasa, 16 Januari, menginformasikan bahwa harga HRC di seluruh Eropa stabil meskipun menghadapi kondisi perdagangan lesu yang didorong oleh penawaran harga yang tetap tinggi dari produsen baja Eropa mengingat kondisi pesanan penuh dan kurangnya impor.
Fastmarkets memperkirakan indeks HRC harian sebesar €730,63 ($800,15) per ton pada hari Selasa (kecuali Eropa Utara), turun €0,62 per ton dibandingkan dengan €731,25 per ton pada hari sebelumnya.
Sumber: : European HRC producers maintain offers despite sluggish activity
OECD: Global Steelmaking Excess Capacity Continues To Rise, Creating Worrying Outlook for Coming Years
Pada Laporan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) bulan Januari 2024, mengatakan bahwa terjadinya kelebihan kapasitas pembuatan baja yang meningkat menjadi 2,49 miliar ton pada akhir tahun 2023. Permasalahan kelebihan kapasitas diperkirakan akan meningkat dalam 3 tahun ke depan (2024-2026) dengan penambahan kapasitas sekitar 46 juta mt.
Kelebihan kapasitas akan berdampak kepada emisi yang dihasilkan dari industri baja. Diketahui, pengurangan sepertiga kapasitas baja akan mengurangi emisi yang dihasilkan sekitar 2% hingga 14%. Pandangan yang kurang optimis terhadap permintaan baja dan peningkatan pergeseran kapasitas baja dari Tiongkok ke wilayah lain melalui investasi baru, terutama di wilayah ASEAN dan Afrika, membentuk outlook yang mengkhawatirkan untuk masa depan. Hal ini juga menjadi hambatan signifikan dalam mencapai target dekarbonisasi baja.
India Needs Value-Added Exports, China Competition Intensifies: Conference
Pada Indian Steel and Metal Conference ke-2 di Mumbai, disampaikan bahwa perlambatan dalam segmen properti Tiongkok diperkirakan akan berdampak pada permintaan baja, sementara India perlu mengubah strategi ekspor baja. Hal tersebut dilihat dari perkembangan baja Tiongkok yakni dari sektor perumahan yang mengalami penurunan. Meskipun demikian, segmen perumahan sosial dan energi terbarukan di Tiongkok diperkirakan akan meningkat. Dalam konferensi tersebut, ditekankan bahwa produksi electric arc furnace (EAF) yang meningkat di Tiongkok dapat mengubah dinamika industri baja, dengan potensi Tiongkok menjadi pengimpor scrap.
Sumber: India needs value-added exports, China competition intensifies: conference | SEAISI
Policies
BSN Adopsi Standar Carbon Capture Storage dari ISO
Badan Standardisasi Nasional (BSN) menerbitkan empat Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture storage (CCS) yang bisa diterapkan oleh industri yang menghasilkan banyak emisi. Langkah penetapan empat SNI tersebut merupakan bagian dari komitmen BSN untuk menciptakan iklim usaha yang berkelanjutan dan tidak terus menggunakan energi fosil.
Adapun empat SNI CCS yang ditetapkan oleh BSN di tahun 2023 yakni sebagai berikut:
- SNI ISO 27914:2017 Penangkapan, transportasi, dan penyimpanan geologis karbon dioksida-penyimpanan geologis;
- SNI ISO/TR 27915:2017 Penangkapan, transportasi, dan penyimpanan geologis karbon dioksida-kuantifikasi dan verifikasi;
- SNI ISO/TR 27918:2018 Manajemen risiko daur hidup proyek penangkapan dan penyimpanan karbon dioksida terintegrasi;
- SNI ISO/TR 27923:2022 Penangkapan, transportasi, dan penyimpanan geologis karbon dioksida-Operasi injeksi, infrastruktur, dan monitoring.
Sumber: BSN Adopsi Standar Carbon Capture Storage dari ISO
Eropa Kembali Tuduh yang Tidak-Tidak, Pemerintah Beri Jawaban Menohok
Kementerian Perdagangan membantah tudingan Uni Eropa soal produk baja nirkarat/stainless steel asal dalam negeri. Tuduhan itu membuat Uni Eropa menambahkan bea masuk anti dumping (BMAD) dan bea masuk penyeimbang (BMP) pada lempeng baja canai dingin nirkarat atau stainless steel cold-rolled flat (SSCRF) Indonesia. Menurut Uni Eropa, produk stainless steel Indonesia mendapatkan subsidi pemerintah China. Karena masalah itu, Indonesia menggugat Uni Eropa ke World Trade Organization (WTO) karena pengenaan bea masuk anti dumping pada November lalu.
Sumber: Eropa Kembali Tuduh yang Tidak-Tidak, Pemerintah Beri Jawaban Menohok (cnbcindonesia.com)
European CBAM Could Radically Change Trade Flows
Penerapan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) di Uni Eropa direncanakan mulai berlaku pada tahun 2026, menimbulkan kekhawatiran di kalangan produsen, terutama di Tiongkok. CBAM memaksa Tiongkok untuk mendekarbonisasi sektor baja yang sangat bergantung pada batu bara, untuk menghindari kehilangan dominasinya. Beberapa produsen Eropa meyakini bahwa CBAM dapat meningkatkan biaya dan merusak daya tarik wilayah tersebut. Sementara itu, Tiongkok, India, Turki, dan Brasil khawatir mekanisme ini dapat mengganggu aliran perdagangan dan menciptakan sistem dua tingkat, di mana produk “bersih” masuk ke Uni Eropa sedangkan produk lain diekspor ke negara-negara miskin dengan regulasi iklim yang kurang ketat.
Sumber: European CBAM could radically change trade flows – FT
India is in No Hurry to Raise Import Duties on Steel
Kementerian Baja India belum memiliki rencana untuk menaikkan bea masuk produk baja dalam waktu dekat meskipun telah menjadi importir baja karena meningkatnya pasokan dari luar negeri, terutama dari Tiongkok. Produsen baja India sebelumnya telah meminta pemerintah untuk menaikkan bea masuk pada jenis produk baja tertentu, yang saat ini sebesar 7,5% untuk mengubah situasi. Namun, departemen terkait belum mengirimkan proposal ke Kementerian Keuangan karena permintaan dalam negeri yang cukup baik. Konsumsi baja canai pada tahun 2023 mencapai angka 87,1 juta ton, naik 14,9% dibandingkan tahun lalu.
Sumber: India is in no hurry to raise import duties on steel
Technology & Environment
Harmony in Steel: Baosteel and ExxonMobil's Low-Carbon Pact
Baosteel dan ExxonMobil telah menandatangani Nota Kesepahaman di Shanghai, yang menandakan komitmen mereka untuk mendalami usaha kolaboratif yang berfokus pada solusi rendah karbon. MoU tersebut mencakup penjajakan peluang dalam solusi energi rendah karbon, rantai nilai penangkapan dan penyimpanan karbon, serta sertifikasi produk-produk rendah karbon Baosteel. Kemitraan strategis ini bertujuan untuk menyelaraskan perusahaan raksasa baja dan konglomerat energi tersebut dalam upaya bersama untuk mencapai praktik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Sumber: Harmony in Steel: Baosteel and ExxonMobil's Low-Carbon Pact
The Three Phases to Green Steel Production
Baja adalah produk ramah lingkungan yang dapat didaur ulang tanpa batas waktu dan penting bagi infrastruktur yang diperlukan untuk pengembangan industri, termasuk e-mobilitas dan energi terbarukan. Namun, CO2 yang dihasilkan oleh setiap ton produksi baja mentah hampir dua kali lipat dari baja yang diproduksi. Secara keseluruhan, industri besi dan baja bertanggung jawab atas 7-10% emisi karbon global.
Oleh karena itu, sektor industri baja harus mengubah cara produksi secara mendasar, dengan prinsip keberlanjutan sebagai inti prosesnya, didukung oleh teknologi baru, sumber energi ramah lingkungan, dan penerapan kecerdasan buatan. Baja ramah lingkungan (green steel) adalah istilah yang digunakan untuk mewujudkan transformasi global industri baja.
Sumber: The three phases to green steel production
First-ever DRI Production for Baowu in China
Pada awal tahun 2024, Tenova telah mencapai tonggak penting bagi grup Baowu, dengan berhasil memproduksi Direct Reduced Iron (DRI) pertama menggunakan hydrogen-ready reactor (shaft furnace) berkapasitas satu juta ton yang berlokasi di Baosteel Zhanjiang Iron & Steel Co. Ltd di Provinsi Guangdong, China. Pencapaian luar biasa ini diperoleh kurang dari dua tahun setelah Tenova pertama kali menandatangani kontraknya dengan grup Baowu untuk desain dan pasokan pabrik DRI.
Pabrik ini merupakan fasilitas DRI berbasis hidrogen terbesar di Tiongkok, yang menegaskan kemitraan kuat Tenova dengan produsen baja ternama dunia, Baowu, yang telah memilih teknologi ramah lingkungan inovatif Tenova untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2050. Pabrik ini menggunakan teknologi canggih Teknologi ENERGIRON® ZR, yang dikembangkan bersama oleh Tenova dan Danieli, yang menggunakan gas alam yang diperkaya dengan hidrogen, memanfaatkan coke oven gas sebagai gas proses, yang pertama di industri.
Sumber: First-ever DRI Production for Baowu in China
OYAK's Green Steel Revolution Unveiled
OYAK Mining and Metallurgy Group, mengungkapkan rencana peta jalan dekarbonisasi yang ambisius. Rencana tersebut menargetkan pengurangan emisi Scope 1 dan 2 sebesar 25% pada tahun 2030, meningkat menjadi 40% pada tahun 2040, dan akhirnya menjadi nol emisi pada tahun 2050. Inisiatif utama mencakup investasi besar dalam teknologi electric arc furnace (EAF), peningkatan efisiensi energi, dan proyek energi terbarukan. Pengenalan pembangkit listrik tenaga surya dan peralihan ke hidrogen hijau menjadi langkah-langkah kunci dalam komitmen OYAK terhadap keberlanjutan.
Sumber: OYAK's Green Steel Revolution Unveiled (steelguru.com)
Investment
JSW Steel's Billion-Dollar Ambition: A $1 Trillion Capex Unleashed
Joint MD & CEO JSW Steel, Jayant Acharya, mengungkap rencana ambisius untuk belanja modal melebihi ₹1 lakh crore untuk meningkatkan kapasitas hingga 50 juta metrik ton pada akhir dekade ini, lapor CNBC TV18. Dengan menekankan kemandirian, Acharya memiliki visi India menjadi pengekspor barang-barang engineering yang bernilai tambah. Strategi ini sejalan dengan tingginya permintaan baja di India, yang bertujuan untuk menghindari impor dan berkontribusi pada tahap pembangunan bangsa.
Sumber: JSW Steel's Billion-Dollar Ambition: A $1 Trillion Capex Unleashed